Senin, 03 Desember 2018

Perbandingan Framework ASL, BiSL, dan MOF

Aslan Walio                      (11115092)
Kharis Maulana               (13115727) 
Raditya Wrahastirta       (15115511)
Kelas    : 4KA23
Dosen   : Qomariyah

 

I. Pendahuluan


Manajemen Layanan Sistem Informasi atau IT Service Management (ITSM) adalah istilah umum untuk menggambarkan pendekatan untuk merancang, menghasilkan, mengelola dan meningkatkan penggunaan teknologi informasi yang digunakan dalam perusahaan. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua proses, sumber daya manusia dan teknologi berada pada tempat/berjalan dengan benar sehingga organisasi dapat mencapai tujuan bisnisnya.


ITSM adalah proses layanan bisnis dengan fokus utama pada pelayanan terbaik kepada konsumen. ITSM dibuat untuk mengukur sebuah proses dengan memberikan sebuah solusi kepada konsumen daripada hal teknis seperti development. ITSM mengukur efisiensi operasional dalam memberikan solusi dan bagaimana mengelola sistem ini agar memenuhi harapan yang diinginkan.

Jadi, ITSM adalah sebuah teknologi informasi yang dignakan dalam suatu Perusahaan guna meningkatkan efisiensi operasional dalam memberikan solusi dan bagaimana mengelola sistem agar memenuhi suatu target. Dalam ITSM, terdapat beberapa Kerangka Kerja (Framework)  diantara nya adalah:

  1. Information Technology Infrastructure Library (ITIL)
  2. Control Objectives for Information and Related Technology(COBIT)
  3. Software Maintenance Maturity Model
  4. PRM-IT  IBM’s Process Reference Model for IT
  5. Application Services Library (ASL)
  6. Business Information Services Library (BiSL)
  7. Microsoft Operations Framework (MOF)
  8. eSourcing Capability Model  for Service Providers (Escm-sp) dan eSourcing Capability Model for Client Organizations (eSCM-CL) dari ITSqc for Sourcing Management 
Dalam kesempatan kali ini, yang akan saya bahas adalah : ASL, BISL, dan MOF



II. Pengertian ASL, BiSL, MOF


1. Microsoft Operations Framework (MOF)

MOF adalah sekumpulan prinsip, teknik, dan model teruji di lapangan (best practices) untuk mengelola layanan TI, dengan tujuan:

  • Mencapai target service level: availability, reliability, supportability, managability.
  • Menciptakan infrastruktur TI yang adaptif.

MOF mencakup SDM, proses/prosedur, dan teknologi. MOF dikembangkan dari IT Infrastructure Library dari OGC di Inggris. Microsoft Operations Framework (MOF) terdiri dari best practice, prinsip, dan kegiatan yang memberikan panduan komprehensif untuk mencapai kehandalan untuk solusi dan layanan Teknologi Informasi (TI). MOF menyelenggarakan kegiatan dan proses TI dalam fungsi manajemen layanan (SMF), yang berlangsung dalam siklus hidup yang terdiri dari tahapan perencanaan, penyampaian, operasional, dan pengelolaan. ISO/IEC 20000 menunjukkan bahwa organisasi berorientasi pada kualitas dengan memberikan layanan TI yang efisien dan efektif. ISO/IEC 20000 terdiri dari ISO/IEC 20000-1 dan ISO/IEC 20000-2. ISO/IEC 20000-1 adalah spesifikasi auditable dengan mendefinisikan persyaratan untuk sertifikasi. Sedangkan ISO/IEC 20000-2 adalah kode praktek yang berisi rekomendasi dan bimbingan untuk membantu organisasi mencapai sertifikasi. Adapun Tujuan MOF Sebagai Panduan ISO/IEC 20000 :
  1. Mengetahui hubungan tahapan MOF dengan komponen dalam ISO/IEC 20000.
  2. Mengetahui dukungan MOF terhadap persyaratan standar ISO/IEC 20000.
  3. Perubahan MOF yang mendukung persyaratan ISO/IEC 20000.

Prinsip Dasar MOF :
  • Kegiatan yang terstruktur
  • Memudahkan koordinasi dan perencanaan.
  • Penyempurnaan iteratif dengan siklus cepat. 
  • Manajemen berbasis review (evaluasi)
  • Review dilakukan pada akhir tahapan-tahapan dalam siklus iterasi.
  • Aspek manajemen resiko terkandung dalam prosedur pengelolaan.


 Struktur MOF


2. Business Information Services Library (BiSL)

BiSL awalnya dikembangkan di Belanda oleh RCC / Roccade Atribit. Ini pertama kali dijelaskan oleh Deurloo c.s. dalam sebuah artikel "Model voor Functioneel Beheer", dalam 'IT Beheer Jaarboek' edisi tahun Belanda, halaman 131-140 (ed. J. van Bon, Ten Hagen & Stam Uitgevers). Kemudian, diadopsi oleh ASL-BiSL Foundation, yang didirikan pada tahun 2002. Tubuh pengetahuan tentang BiSL saat ini adalah domain publik.
Business Information Services Library (BiSL), sebelumnya dikenal sebagai Business Information Service Management Library, adalah kerangka kerja yang digunakan untuk manajemen informasi.
BiSL adalah standar domain publik sejak tahun 2005, diatur oleh ASL BiSL foundation (sebelumnya ASL Foundation). Kerangka kerja menggambarkan standar untuk proses dalam manajemen informasi bisnis pada tingkat strategi, manajemen dan operasi. [1] BiSL terkait erat dengan kerangka ITIL dan ASL, namun perbedaan utama antara kerangka ini adalah bahwa ITIL dan ASL fokus pada sisi pasokan informasi (tujuan organisasi TI), sedangkan BiSL berfokus pada sisi permintaan (timbul dari organisasi pengguna akhir / end user).


3. Application Service Library (ASL)

ASL kepanjangan dari Application Service Library. Kumpulan dari pedoman praktek terbaik tentang pengelolaan pengembangan dan pemeliharaan aplikasi. ASL adalah sebuah framework untuk proses manajemen aplikasi. ASL adalah domain publik standar untuk manajemen aplikasi. ASL adalah standar yang independen, terpisah dari IT Infrastructure Library (ITIL), tetapi terkait dengannya dalam pengertian kepatuhan terhadap standar-standar untuk mengelola proses dan memberikan keterkaitan yang erat, kepatuahan dari kumpulan publik domain dari suatu pedoman. ASL lebih dari sekadar framework. Karena didukung oleh praktek-praktek terbaik yang diambil dari sejumlah organisasi. Konsep ASL akan dikembangkan oleh yayasan dan para pendukungnya secara berkelanjutan.
Meliputi Empat Pesan Utama yaitu :

  • Manajemen aplikasi, pemeliharaan dan peningkatan Sistem Informasi, menjadi semakin penting.
  • Tuntutan pasar bahwa agar supaya manajemen aplikasi menjadi lebih profesional dan lebih maju,  hal ini merupakan sebagian dari akibat perkembangan manajemen infrastruktur.
  • Tidak ada standarisasi proses manajemen, praktik terbaik berbeda antara satu organisasi dan organisasi lainnya.
  • Saat ini sudah ada framework umum untuk manajemen aplikasi yaitu Application Services Library.
Framework ASL
Framework ASL terdiri dari enam proses cluster, dibagi menjadi tiga tingkat yaitu proses operational, managing and strategic levels (gambar 4.1). Memilki sudut pandang jangka pendek dan menengah, sedangkan sudut pandang proses untuk beberapa tahun ke depan. strategis menghadap ke arah horizontal

Dukungan aplikasi klaster pada tingkat operasional bertujuan untuk memastikan bahwa aplikasi saat ini digunakan dengan cara yang paling efektif untuk mendukung proses bisnis, menggunakan minimal sumber daya dan mengarah ke minimal gangguan operasional.
Proses manajemen memastikan bahwa cluster operasional dikelola secara terpadu. Pemeliharaan aplikasi dan pembaharuan klaster memastikan bahwa aplikasi yang dimodifikasi sesuai dengan perubahan kebutuhan, biasanya sebagai akibat dari perubahan dalam proses bisnis, menjaga aplikasi up-to-date. Proses menghubungkan membentuk jembatan antara organisasi layanan cluster dan pengembangan dan pemeliharaan cluster.
Ada dua kelompok pada tingkat strategis. Tujuan dari cluster strategi aplikasi adalah untuk mengatasi strategi jangka panjang untuk aplikasi. Proses yang diperlukan untuk strategi jangkapanjang untuk organisasi manajemen aplikasi dijelaskan dalam strategi organisasi manajemen aplikasi kerangka cluster.

III. Perbandingan

 

ASL mewakili 'Supply' Manajemen TI ini adalah domain yang membangun dan menjalankan sistem informasi. Ini terdiri dari berbagai disiplin ilmu, termasuk Manajemen Sistem, Manajemen Aplikasi (dibingkai oleh ASL), Manajemen Fasilitas, dan Manajemen Layanan TI (dibingkai oleh ITIL).
BiSL mewakili 'Permintaan', Manajemen Informasi ini adalah domain yang membingkai spesifikasi persyaratan fungsional yang harus diberikan oleh layanan TI kepada pengguna akhir, pengelolaan model data perusahaan, dan pengelolaan pengiriman layanan TI oleh manajemen TI. Manajemen Informasi didukung oleh standar BiSL terbaru.
MOF kerangka kerja / framework dalam manajemen layanan sistem informasi yaitu MOF yaitu kerangka kerja yang mempunyai prinsip dan kegiatan yang dapat memberikan panduan komprehensif untuk mencapai kehandalan untuk solusi dan juga layanan teknologi informasi.


IV. Contoh Kasus

 

Pengimplementasian Business Information Service Library (BISL) ada pada penyedia jasa untuk solusi penerapan manajemen proses bisnis yaitu pada PT. Saltanera Teknologi. Perusahaan yang bergerak di bidang konsultan, teknologi dan outsourcing ini memberikan jasa dalam penerapan manajemen proses bisnis. Solusi yang di berikan oleh perusahaan ini adalah Saltanera Dynamicflow. Saltanera Dynamicflow adalah suatu solusi BPM yang komprehensif untuk merancang, membangun, menjalankan, mengontrol, dan mengoptimalkan proses bisnis operasional suatu perusahaan. 
Diharapkan Saltanera Dynamicflow dapat membantu perusahaan di mulai dari tahap perancangan, pembangunan, implementasi, monitoring hingga pada tahap improvement.
Saltanera DynamicFlow akan memberikan kekuatan pada perusahaan melalui faktor speed (kecepatan), control (kontrol) and adaptability (kemampuan beradaptasi) yang ditawarkan :
  1. Cepat dalam perancangan, pembangunan, dan implementasi suatu proses bisnis.
  2. Kontrol penuh terhadap proses yang berjalan.
  3. Kemudahan dan kecepatan dalam memodifikasi suatu proses bisnis yang sedang berjalan untuk meningkatkan performansinya.
Adapun fitur-fitur yang disediakan oleh Saltanera Dynamicflow adalah sebagai berikut :
  1. Simulation tool, kita dapat mensimulasikan rancangan proses bisnis sebelum diimplementasi untuk membantu business analyst dalam memprediksi jalannya proses, kebutuhan SDM, kemungkinan proses bottleneck, inefisiensi alur, dan sebagainya.
  2. Graphical Design Environment, perancangan dan pembangunan proses bisnis dapat dengan mudah dilakukan, yaitu dengan cara visual dan drag-and-drop serta tidak diperlukan skill programming khusus.
  3. Central Processing Engine, seluruh proses bisnis yang diotomatisasi berjalan di atas sebuah platform.
  4. Performance Monitor, dapat memonitor performansi proses bisnis yang sedang berjalan secara real-time.
  5. Workflow Management, pengelolaan alur, tracking, dan approving proses dilakukan secara otomatis.
  6. Closed-Loop Process Lifecycle, memungkinkan proses yang telah diimplementasi dapat diubah dan dimplementasi kembali dengan cepat dan mudah.
  7. Fully web-based application, multi-platform, dan zero client-installation.
  8. Alert System, notifikasi terhadap pengguna dapat dilakukan dengan e-mail, instant messaging, maupun SMS untuk memudahkan kolaborasi dalam pelaksanaan proses bisnis.
Paket produk Saltanera DynamicFlow terdiri dari lima aplikasi yang saling berkaitan :
  1. DynamicFlow Simulator, DynamicFlow Simulator adalah sebuah sistem simulasi dan pemodelan proses bisnis berbentuk grafis yang mempunyai kemampuan untuk merancang suatu proses, mendeskripsikan aturan-aturan bisnisnya, mensimulasikannya secara visual, dan menguji jalannya proses bisnis sebelum diimplementasi.
  2. DynamicFlow Studio, DynamicFlow Studio adalah sebuah visual development environment yang ditujukan untuk staff IT, digunakan untuk menyempurnakan dan melengkapi model proses bisnis hasil dari DynamicFlow Simulator dengan aturan-aturan bisnis dan workflownya untuk selanjutnya diimplementasikan pada DynamicFlow Automator.
  3. DynamicFlow Workspace, DynamicFlow Workspace adalah aplikasi yang menjadi antarmuka bagi end-user dalam implementasi atau pelaksanaan jalannya proses bisnis, yang dilengkapi dengan fasilitas untuk mengetahui tugas-tugas yang dibebankan dan alert system.
  4. DynamicFlow Automator, DynamicFlow Automator adalah sebuah sistem engine untuk mengeksekusi proses, menyediakan workflow engines untuk otomasi proses bisnis, business rules, business metrics, dan integrasi sistem untuk mengimplementasi hasil rancangan proses dari DynamicFlow Studio.
  5. DynamicFlow Analyzer, DynamicFlow Analyzer menyediakan gambaran yang lengkap tentang operasional proses bisnis yang telah diotomasi pada setiap waktu, yang ditujukan untuk business analysts dan manager. DynamicFlow Analyzer adalah sekumpulan management tool, yang di dalamnya terdapat report, scorecard, dan visual query tool untuk membantu business analyst dan manager dalam memonitor dan menganalisa efektifitas dan efisiensi dari proses bisnis perusahannya.

 

Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/Application_Services_Library
https://en.wikipedia.org/wiki/Business_Information_Services_Library
https://en.wikipedia.org/wiki/Microsoft_Operations_Framework
https://www.saltanera.com/perusahaan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar